Selasa, 17 September 2013

Kompleks Rumah Dome Lokasi: Dusun Ngelepen, Kelurahan Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta "Hunian unik pasca gempa "






Kompleks Rumah Dome merupakan kompleks perumahan bagi warga Dusun Ngelepen Prambanan, Sleman. Keberadaan kompleks perumahan dengan bentuk yang unik ini tak dapat dipisahkan dari peristiwa gempa bumi 27 Mei 2006 lalu yang mengakibatkan kerusakan hebat dan ambruknya rumah-rumah warga. Dusun Ngelepen terkena dampak yang cukup besar akibat bencana tersebut. Perkampungan yang dahulu dijadikan tempat tinggal warga dusun ini sudah tidak memungkinkan ditempati kembali. Karena kondisi tersebut para penduduk segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Melihat keadaan tersebut, pada bulan september 2006 Lembaga Masyarakat Non-Pemerintah dan Domes for The World Foundation memberikan bantuan rumah kepada penduduk dengan donatur tunggal Ali Alabar pemilik Emaar Property Dubai.
Menteri Pemukiman Hidup, Prof. Dr. Alwi Sihab, meresmikan dan menyerahkan Rumah Dome pada tanggal 29 April 2007. Selanjutnya atas kehendak LSM yang membantu Dusun Ngelepen dengan Rumah Dome-nya perkampungan diberi nama New Ngelepen. Rumah dome tersebut hanya satu-satunya kompleks Rumah Dome yang ada di Indonesia, bahkan di Asia.  
Bentuk bangunan yang unik menjadi karakter lokasi wisata Rumah Dome. Bentuknya yang seperti kubah atau setengah telur ini mengingatkan kita akan rumah teletubies yaitu serial boneka yang sangat disukai anak-anak dan pernah booming beberapa waktu lalu. Karena hal itu, warga yang tinggal di sekitar kompleks Rumah Dome terbiasa menyebutnya Rumah Teletubies. 
Di dalam bentuk bangunannya yang unik terdapat berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh Rumah Dome seperti struktur bangunan tahan gempa, tahan terpaan angin sampai kecapatan 450 km/jam, dan usianya yang tahan beberapa abad. Selain itu, bangunan ini dapat mempertahankan suhu yang sejuk didalam yaitu sekitar 27ºC pada lantai bawah dan 33ºC pada lantai atas.
Selain melihat bentuk bangunannya yang unik pengunjung juga dapat  menuju ke berbagai obyek wisata yang letaknya tidak jauh dari kompleks Rumah Dome. Obyek wisata yang ditawarkan yaitu Belik Wunut, Belik Cangkok, Tanah Ambles, serta Dome View untuk melihat pemandangan kompleks Rimah Dome dari tempat yang tinggi.

sumber : kotajogja.com

Senin, 16 September 2013

Sentra Gudeg Wijilan dan Barek





Bila New York sering disebut sebagai "Big Apple" dan Jakarta sebagai "Big Durian", maka Jogja mungkin bisa disebut "Big Jackfruit" (=Nangka Raksasa) karena kuliner gudegnya yang begitu populer. Masakan lezat berbahan baku nangka muda ini seolah menjadi makanan wajib bagi siapa saja yang sedang berkunjung ke surga wisata di Pulau Jawa ini.Gori (nangka muda) yang bergetah dibersihkan sedemikian rupa kemudian dimasak dalam kuah santan bersama bumbu dan rempah-rempah selama berjam-jam. Setelah matang, gori menjadi empuk dan agak manis. Gudeg biasanya disajikan bersama sambal goreng krecek (kulit sapi) pedas, telur pindang, tahu dan tempe bacem, serta ayam opor atau ayam bacem. Sebagai sentuhan akhir, gudeg disiram areh gurih yang memberikan cita rasa khas yang tidak ada duanya. Nyam-nyam...

Gudeg dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota Jogja. Namun kawasan Wijilan dan Barek lah yang paling kondang sebagai sentra gudeg. Wijilan berada tidak jauh dari kompleks Kraton Yogyakarta dan dapat dicapai dengan 10 menit berjalan kaki atau dengan naik becak. Diawali oleh Bu Slamet yang mulai berjualan sejak tahun 1946, kini sekitar 17 warung berderet memenuhi sisi Jl. Wijilan. Anda bisa memilih gudeg sesuai dengan selera. Gudeg Yu Djum (Jl. Wijilan 31) misalnya, menyajikan gudeg kering dengan rasa manis khas masakan Jogja. Kreceknya diiris kecil kemudian dimasak menjadi sambal goreng kering berwarna kekuningan. Jika menginginkan gudeg yang tidak terlalu manis, Anda bisa bertandang ke Gudeg Bu Slamet (+62 274 380429; Jl. Wijilan 17). Rata-rata warung gudeg di Wijilan buka dari jam 5.30 pagi hingga jam 8 malam, kecuali Gudeg Bu Tarto (Jl. Wijilan 15) yang buka 24 jam.
Bila Anda kebetulan sedang berada di belahan utara Yogyakarta, cobalah datang ke Barek. Setiap subuh, penjual gudeg berderet di pinggir jalan di sebelah utara kawasan Kampus UGM. Ketika pagi mulai menjelang dan pedagang-pedagang ini mengemasi dagangannya, masih ada warung gudeg Bu Ahmad (+62 274 520049; Jl. Kaliurang km 4,5) yang kondang hingga kalangan artis dan pejabat, Yu Djum (+62 274 515968; Jl. Kaliurang Km 4,5 Karang asem CT III/22), Yu Narni (+62 274 589687; Jl. Kaliurang km 4,5 Karangasem CT III/19), atau Bu Tini yang buka hingga malam. Warung-warung ini juga memberikan kesempatan bagi Anda yang ingin melihat secara langsung proses memasak gudeg.

Angkringan Lik Man, Menikmati Malam di Yogyakarta bersama Kopi Joss



Tahukah anda sebuah tempat di Yogyakarta tempat mahasiswa, komunitas cyber seperti blogger danchatter, wartawan, seniman, budayawan, tukang becak, hingga penjaja cinta bisa berbincang santai? Jika anda pernah belajar di Yogyakarta, dimana anda dulu berembug bersama teman tentang tema skripsi atau tugas sekolah? Di antara sekian tempat yang anda sebutkan, pasti angkringan Lik Man yang terletak di sebelah utara Stasiun Tugu menjadi salah satunya. Wajar, sebab tempat itu telah menjadi favorit banyak orang.
YogYES mengajak anda untuk menikmati nuansa Angkringan Lik Man yang pernah dirasakan oleh banyak orang. Anda bisa berjalan ke utara dari arah Malioboro atau Stasiun Tugu hingga menemukan jalan kecil ke arah barat, kemudian berbelok. Anda akan menemukan angkringan yang dimaksud tak jauh dari belokan, tepatnya di sebelah kiri jalan. Cirinya, ada dua buah bakul yang dihubungkan dengan bambu, anglo dengan arang yang membara, serta deretan gelas yang ditata.

Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris, sebab pedagangnya adalah generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta yang umumnya berasal dari Klaten. Lik Man yang bernama asli Siswo Raharjo merupakan putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yang berjualan sejak tahun 1950-an. Warung berkonsep angkringan yang dulu disebut 'ting ting hik' diwariskan kepada Lik Man tahun 1969. Sejak itu, menjamurlah angkringan-angkringan lain.
Begitu sampai di angkringan yang buka pukul 18.00 ini, anda bisa memesan bermacam minuman yang ditawarkan, panas maupun dingin. Pilihan minuman favorit adalah Kopi Joss, kopi yang disajikan panas dengan diberi arang. Kelebihan kopi itu adalah kadar kafeinnya yang rendah karena dinetralisir oleh arang. Tak usah khawatir itu hanya mitos, sebab Kopi Joss lahir dari penelitian mahasiwa Universitas Gadjah Mada yang kebetulan sering nongkrong di Angkringan Lik Man.
Berbagai makanan juga disediakan, ada sego kucing berlauk oseng tempe dan sambal teri hingga gorengan dan jadah (makanan dari ketan yang dipadatkan berasa gurih) bakar. Sego kucing di Angkringan Lik Man yang harganya Rp 1.000,00 tak kalah lezat dengan masakan lainnya sebab nasinya pulen dan oseng tempe dan sambal terinya berbumbu pas. Menikmati sego kucing yang selalu disajikan dalam keadaan hangat dengan lauk gorengan atau sate telur selain lezat juga tak menguras uang.
Jika menjumpai makanan dalam keadaan dingin, anda dapat meminta penjual untuk menghangatkannya dengan cara dibakar. Lauk pauk yang menjadi lebih lezat ketika dibakar adalah mendoan (tempe goreng tepung), tahu susur, tempe bacem, endas (kepala ayam) dan tentu saja jadah. Bila tak nyaman makan dengan bungkus nasi saja atau anda makan dalam jumlah banyak, penjual angkringan menyediakan piring untuk menyamankan acara makan anda.
Anda bisa memilih tempat duduk di dua tempat yang disediakan. Jika ingin berbincang dengan pedagang, anda bisa duduk di dekat bakul atau anglo. Selain dapat bercerita dengan Lik Man, duduk di dekat bakul akan mempermudah jika ingin tambah makanan. Tetapi bila ingin lebih berakraban dengan teman, anda bisa duduk di tikar yang digelar memanjang di trotoar seberang jalan. Tak perlu khawatir ruang yang tidak cukup sebab panjang trotoar yang digelari tikar hampir 100 meter.
Sambil duduk, anda diberi kebebasan untuk berbicara apapun. Orang-orang yang sering datang ke angkringan ini membicarakan berbagai hal, mulai tema-tema serius seperti rencana demostrasi dan tema edisi di majalah mahasiswa hingga yang ringan seperti kemana hendak liburan atau sekedar tertawaan tak jelas yang sering disebut dengan gojeg kere. Tak ada larangan formal, tetapi yang jelas perlu menjaga budaya angkringan, yaitu tepo sliro (toleransi), kemauan untuk berbagi dan biso rumongso (menjaga perasaan orang lain). Bisa diartikan tak perlu berebut tempat dan menghargai orang lain yang duduk berdekatan.
Sejumlah tokoh terpandang telah menjadikan Angkringan Lik Man sebagai tempat menikmati malam. Ada Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Emha ainun Nadjib, Bondan Nusantara hingga Marwoto. Maka, tak seharusnya anda melewatkan suasana malam kota Yogyakarta tanpa berkunjung ke Angkringan Lik Man. Nikmatilah nuansa yang pernah dinikmati oleh banyak orang Yogyakarta dan sejumlah tokoh yang disebut di atas.
Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo & Artistik: Singgih Dwi Cahyanto
Copyright © 2006 YogYES.COM

WARUNG YS SIDO SEMI MBOK MUL Vintage and Eccentric Ice Shop




'Monggo," begitulah sapa Mas Agung, cucu dari Dalijan Mulyo Hartono, pendiri warung es yang YogYES singgahi. Terletak sekitar 10 meter dari Masjid Mataram Kota Gede, warung yang didirikan sejak tahun 1957 memberikan suasana tempoe doeloe dan kuliner yang membuat pengunjungnya setia untuk terus jajan di sini. Tata ruang di warung ini sangat khas. Dingklik dan lincak, meja kayu besar, stoples-stoples jadul, lukisan di dinding, aksara jawa di sablak yang bergantungan, serta jajaran botol Sar Saparila yang menjadi pemisah antara dapur dan tempat makan membuat warung ini terasa sangat antik. Melihat menu yang terpampang di bagian timur warung, waktu seakan berhenti. Di sana masih terlihat jelas daftar menu dengan ejaan lama campur ejaan yang disempurnakan dengan daftar harga menggunakan sen. Misalnya saja, ys soklat (es coklat) 1,5 sen. Ys sendiri dibaca es. Penempatan datar menu yang seperti itu yang membuat menu-menu di Sido Semi terlihat nyentrik.
Menu-menu itu tak banyak berubah. Masih bisa kita jumpai minuman yang menjadi andalan Sido Semi mBok Mul, es kacang ijo. Es yang terdiri dari campuran kacang ijo, ketan putih, santan, dengan siraman gula jawa memberikan rasa khusus. Yang spesial dari es kacang ijo ini adalah rasa jahenya yang membuat hangat tenggorokan. Ada pula es campur yang terdiri dari buah-buahan dan tape. Es campur ini dibagi menjadi dua varian, es buah dan es coklat. Es buah yang merupakan campuran dari nangka, nanas, camcau, kolang-kaling, cendol, dan tape yang ditambahi es serut dengan siraman sirup merah menjadikan rasa es ini lekat dengan kesegaran buah-buahan. Sedangkan es coklat, sedikit sama dengan isian es buah, tapi yang membuatnya sangat khas adalah rasa tape yang menggelitik tenggorokan.Oh ya, deretan botol Sar Saparila yang menjadi sekat antara warung dan dapur membuat kita bisa melihat bagaimana Mbak Yul (cucu Mbah Mul) meracik minuman dan membuat es dengan mesin serut. Bila sedang ramai, kita tidak perlu menunggu lama. Isian dari es-es seperti kacang hijau, camcau, dan tape ketan sudah dipersiapkan sejak pagi sehingga membuat sajian lebih cepat. Mbak Yul tinggal mengambil bahan-bahan tersebut dari stoples-stoples jadul yang berderet-deret di sisi jendela. Mas Agung yang sibuk membuat bakso pun bisa dilihat. Ya, Selain es yang menjadi ciri khas dari Sido Semi mBok Mul, semangkuk bakso bisa kita nikmati di sini. Baksonya pun unik. Alih-alih menggunakan sum-sum sapi sebagai perasa, Bakso mBok Mul menggunakan empal. Dengan resep bakso original yang dibuat mbah Mul sejak jaman Soeharto mulai berkuasa, Bakso mBok Mul dan sambalnya mampu menggoyang lidah kita. Kuah baksonya yang enak membuat lidah kita bakal nagih untuk terus menyeruputnya sampai tetes terakhir.
Untuk yang sedang bokek, jangan khawatir! Di Sido Semi, Anda hanya perlu mengeluarkan Rp 10.000 untuk menikmati semangkuk bakso dan es yang dapat mematahkan mitos "makanan panas dan minuman dingin tidak cocok untuk gigi sensitif". Bila cuaca sedang panas-panasnya, ada beberapa kipas sate yang bisa digunakan. Agak nyentrik memang menyediakan kipas sate bagi pengunjung, namun inilah yang membuat Sido Semi disukai pelanggannya. Bila musim penghujan tiba, ada beberapa minuman hangat seperti tape hangat, campuran tape dengan sirup merah, dan jeruk hangat yang keunikannya terdapat pada kolang-kaling serta nanas yang ditambahkan di dalamnya.